Gerakan Stop Boros Pangan: Gita Pertiwi Gelar Aksi Berbagi Pangan Sehat Kepada Warga Griya PMI Peduli Solo

Solo – Gita Pertiwi Gelar Berbagi Pangan Sehat kepada warga Griya PMI Peduli Surakarta untuk stop pangan berlebih untuk Kota Solo. Kegiatan tersebut didukung dan diikuti oleh Bappeda Surakarta, Dispangtan Surakarta, Dishanpan Jawa Tengah, BAPANAS, dan Carefood Solo. Kegiatan tersebut selain memberikan bantuan pangan sehat juga memberikan pemahaman tentang kota cerdas pangan kota Solo.

Hasil riset potensi sampah pangan menunjukan sampah pangan dari rumah tangga meningkat dari 0,49 kk/hari di tahun 2018 menjadi 0,73 kk/hari tahun 2021. Belum lagi sampah dari Horeka (hotel, resto, dan katering) yang mencapai 33% dari timbunan sampah pangan.
Sebagai upaya dari pencegahan pangan berlebih, Gita Pertiwi melakukan aksi berbagi pangan yang telah berjalan bersama Carefood Solo sejak tahun 2019. Kegiatan rutin yang sudah dilakukan hingga saat ini dengan menjalin kerja sama dengan toko roti untuk support roti masih layak makan kepada beberapa panti asuhan dan banyak pejuang jalanan di Solo.

Tidak hanya itu Direktur Program Gita Pertiwi yaitu Titik Eka Sasanti mengatakan bahwa untuk mengurangi sampah pangan berlebih Gita Pertiwi bersama Carefood juga berbagi dari para donor pangan seperti individu, katering, perusahaan pangan (roti, frozen food), kelompok tani, peternak, pedagang sayur, dll.

“Kita itu dengan Carefood sudah lama sejak tahun 2019 melakukan kegiatan berbagi pangan berlebih. Selain berbagi bread rescue dari toko roti kita juga ada food rescue dari catering, hotel, dan rumah tangga. Kita juga ada etalase yang tersebar di 12 titik dan tebus murah untuk fasilitasi berbagi pangan berlebih. Dari kegiatan ini rata-rata 35 ton/tahun pangan berlebih terselamatkan.” Jelas Titik.

Titik juga menjelaskan food sharing dilakukan oleh Carefood, komunitas anak muda dan perempuan yg konsen pada penyelamatan pangan berlebih. Pangan berlebih adalah pangan layak konsumsi dari sisi gizi, keamanan pangan, etika dan agama.

Aksi tersebut disambut baik oleh BAPANAS yang mengusung gerakan stop boros pangan seirama dengan program Gita Pertiwi. Sebagai ajang percontohan program berbagi pangan yang dilakukan Gita Pertiwi di Griya PMI Solo pada 14 Mei 2024 dikunjungi oleh pemerintah mulai dari Bappeda Surakarta, Dispangtan Surakarta, Dishanpan Jawa Tengah, dan BAPANAS.

“Saya senang bisa datang untuk meninjau kegiatan berbagi ini yang dilakukan oleh Gita Pertiwi. Saya harap kegiatan seperti ini dapat berkembang hingga ke Tingkat nasional.” Jelas Dr. Drs. Nyoto Suwignyo, MM selaku Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi BAPANAS.

Program berbagi kali ini tidak hanya melibatkan toko roti untuk support pangan tetapi juga mengajak seluruh masyarakat melalui penyaluran donasi yang dilakukan oleh Carefood Solo dan Dishanpan Jawa Tengah.

Dalam rangka memasifkan gerakan selamatkan pangan GP bersama Carefood, dishanpan jateng, Dispangtan Surakarta, bappeda dan BAPANAS melakukan gerakan berbagi pangan di griya PMI dalam bentuk roti, beras, sayur dan lauk pauk sejumlah 65 Kg, yg berasal dari komunitas, toko roti, dan individu.

“Berbagi kali ini kita buka open donasi juga dengan masyarakat dan kami belikan beras 25 Kg, sayur itu kubis 5 kg, wortel 5 Kg, kacang panjang 5 Kg, telur 5 Kg, bawang merah dan bawang putih 2 Kg. Kalau roti yang diberikan ini sebanyak 180 pcs.” Jelas Gunawan pengurus Carefood Solo.
Selain menyalurkan pangan sehat untuk Griya PMI dalam kegiatan ini juga diiringi dengan edukasi kota cerdas pangan. Pemahaman terhadap kota cerdas pangan ini diberikan oleh Pak Sultan Kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Surakarta yang sudah dilakukan saat ini Bersama Gita Pertiwi.

“Kami dengan Gita Pertiwi sudah beberapa program untuk menggerakan program kota cerdas pangan. Selain kantin sehat dan pengelolaan sampah program berbagi pangan ini kami rutinkan agar dapat mengelola makanan berlebih dan sampah di Surakarta.” Jelasnya.

Gita Pertiwi memiliki misi untuk mengurangi sampah pangan sehingga dukungan kebijakan dari pemerintah untuk Lembaga pengelola pangan berlebih ini sangat diperlukan agar dapat mengelola lebih banyak makanan-makanan yang layak konsumsi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ten − 8 =